Rasulullah SAW pernah berkata kepada Jabir bin Abdullah: ‘Pada suatu saat nanti, dia (yaitu Al-Husain) akan mempunyai seorang putra yang bernama Ali (Zainal Abidin). Jika hari kiamat datang, akan terdengar seruan, ‘Berdirilah wahai pemuka para ahli ibadah.’ Maka kemudian putranya (yaitu Ali-Zainal Abidin) itu akan bangun. Kemudian dia (yaitu Ali Zainal Abidin) akan mempunyai seorang putra yang bernama Muhammad. Jika engkau sempat menjumpainya, wahai Jabir, maka sampaikan salam dariku.’
Nama lengkap dan silsilah beliau adalah
Al-Imam Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
Al- Qurosyi Al- Hasyimi (Rodliallaahu ‘anhum). Beliau lahir di kota
Madiinatul Munawwaroh hari Jum’at 12 safar Tahun 57 H/676M dalam riwayat
lain ada yang mengatakan 1 Rajab 57H.
Ayah nya dan sekaligus gurunya adalah
Imam ‘Ali Zainal ‘Aabidiin yang selamat dari tragedi karbala, putra dari
Sayyid Syuhadaa’ Sayyidinaa Husain bin ‘Ali bin Abi Thaalib
(Rodliallaahu ‘anhum) Dan ibu nya adalah Sayyidah Faathimah binti hasan
bin ‘Ali (Radhiallaahu ‘anhum). Dari pernikahan ini, maka lahirlah
generasi pertama Ahlul Bayt yang kedua duanya bertemu, baik dari jalur
Imam Hasan maupun Imam Husain, bertemu pada Sayyidina ‘Ali Karomallaahu
wajhah maupun Sayyidaatinaa Fathimah Az-Zahroo putri Rosuulullaah
Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam..
Nama panggilan beliau adalah Abu Ja’far.
Meski beliau diberi banyak gelar seperti Abu ‘Abdullah,Imam Muhammad
Al-Baqir, Maulana AL-Baqir AL-’Uluum, panggilan yang umum dikenal dan
digunakan adalah Imam Muhammad Al-Baqir. Al-Baqir kata
harfiah artinya memotong/membelah. Digelari Al-Baqir (yang membelah
bumi) karena kapasitas keilmuan beliau yang begitu mendalam sehingga
diibaratkan dapat membelah bumi dan mengeluarkan isinya yang berupa
pengetahuan-pengetahuan (Al-Baqir Al-’Uluum). Mereka yang beruntung
bertemu dan bertanya dengan beliau pasti akan puas, karena beliau
membuka pengetahuan sampai ke akar akar nya, sampai ke asal usul nya,
dan kemudian menyampaikan pengetahuan itu pada masyarakat luas. Dan yang
pasti namanya harum dan tersohor sampai ke seantaro pelosok negri
khusus nya jazirah arab kala itu..
Selama 34 Tahun beliau berada dalam
perlindungan dan didikan ayahnya, Ali Zainal Abidin a.s. Selama hidupnya
beliau tinggal di kota Madinah dan menggunakan sebagian besar waktunya
untuk beribadah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT serta
membimbing masyarakat ke jalan yang lurus.
Al-Imam Ibnu Al-Madiny meriwayatkan dari
Jabir bin Abdullah (Radhiallaahu ‘anhumaa) bahwasannya Jabir berkata
kepada Imam Muhammad Al-Baqir yang pada waktu itu masih kecil,
“Rasulullah SAW mengirimkan salam untukmu.” Beliau bertanya,
“Bagaimana hal itu bisa terjadi?.”Jabir menjawab, “Pada suatu hari saya
sedang duduk bersama Rasulullah SAW, sedangkan Al-Husain (cucu beliau)
lagi bermain-main di pangkuan beliau. Kemudian Rasulullah SAW berkata,
‘Pada suatu saat nanti, dia (yaitu Al-Husain) akan mempunyai seorang
putra yang bernama Ali (Zainal Abidin). Jika hari kiamat datang, akan
terdengar seruan, ‘Berdirilah wahai pemuka para ahli ibadah.’ Maka
kemudian putranya (yaitu Ali-Zainal Abidin) itu akan bangun. Kemudian
dia (yaitu Ali Zainal Abidin) akan mempunyai seorang putra yang bernama
Muhammad. Jika engkau sempat menjumpainya, wahai Jabir, maka sampaikan
salam dariku.’
Mengenai keilmuan dan ketaatannya, kita
semak kata-kata Ahmad lbnu Hajar Al-Makki al-Haitami Rahmatullaahi
‘alaih, seorang ulama sunni ,beliau mengatakan dalam kitab nya
“AS-SAWAA’IQ AL-MUHRIQO”:
“Imam Muhammad AL-Baqir telah menyingkapkan rahasia-rahasia pengetahuan dan kebijaksanaan, serta membentangkan prinsip-prinsip spiritual dan agama. Tak seorangpun dapat menyangkal keperibadiannya yang mulia, pengetahuan yang diberikan Allah, kearifan yang dikaruniakan oleh Allah dan tanggung jawab serta rasa syukurnya terhadap penyebaran pengetahuan. Beliau adalah seorang yang suci dan pemimpin spiritual yang sangat berbakat. Dan atas dasar inilah beliau terkenal dengan gelar Al-baqir yang berarti pengurai ilmu. Beliau baik hati, bersih dalam keperibadian, suci jiwa, dan bersifat mulia. Imam mencurahkan seluruh waktunya dalam ketaatan kepada Allah (dan mempertahankan ajaran-ajaran nabi suci dan keturunannya). Adalah di luar kekuasaan manusia untuk menghitung pengaruh yang mendalam dan ilmu dan bimbingan yang diwariskanoleh Imam pada hati orang-orang beriman. Ucapan-ucapan beliau tentang kesalehan, pengetahuan dan kebijaksanaan, amalan dan ketaatan kepada Allah, begitu banyak sehingga isi kitab ini sungguh tidak cukup untuk meliput semuanya itu”.
“Imam Muhammad AL-Baqir telah menyingkapkan rahasia-rahasia pengetahuan dan kebijaksanaan, serta membentangkan prinsip-prinsip spiritual dan agama. Tak seorangpun dapat menyangkal keperibadiannya yang mulia, pengetahuan yang diberikan Allah, kearifan yang dikaruniakan oleh Allah dan tanggung jawab serta rasa syukurnya terhadap penyebaran pengetahuan. Beliau adalah seorang yang suci dan pemimpin spiritual yang sangat berbakat. Dan atas dasar inilah beliau terkenal dengan gelar Al-baqir yang berarti pengurai ilmu. Beliau baik hati, bersih dalam keperibadian, suci jiwa, dan bersifat mulia. Imam mencurahkan seluruh waktunya dalam ketaatan kepada Allah (dan mempertahankan ajaran-ajaran nabi suci dan keturunannya). Adalah di luar kekuasaan manusia untuk menghitung pengaruh yang mendalam dan ilmu dan bimbingan yang diwariskanoleh Imam pada hati orang-orang beriman. Ucapan-ucapan beliau tentang kesalehan, pengetahuan dan kebijaksanaan, amalan dan ketaatan kepada Allah, begitu banyak sehingga isi kitab ini sungguh tidak cukup untuk meliput semuanya itu”.
Diriwayat kan bahwasanya Raja pernah
memanggil beliau ke pengadilan yang di maksudkan untuk
mencelakai beliau, tatkala Imam Al-Baqir muncul mendadak raja
mengurungkan niat nya, meminta ma’af kepadanya, dan banyak hadiah yang
diterima beliau, lalu di antarkan ke keluarga bani hasyim dengan cara
yang terhormat. Ada yang menimpali dan bertanya kepada raja mengapa dia
berbuat seperti ini, maka raja mengatakan: Ketika dia (Imam Al-Baqir)
datang, aku melihat dua singa yang sangat besar, satu di sebelah kanan
nya dan satu yang lain berada di sebelah kiri nya yang mengancam ku
untuk membunuh ku jika aku berencana mencelakai Al-Baqir. Ya, beliaulah
waliyullah yang di beri keistimewaan oleh Allah dan sebagai wali nya
untuk menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Wali Qutub, yang
memegang porosnya dunia,,, Saya pernah mendengar dari Al-habib Muhammad Luthfi bin yahya bahwa
tak sembarangan untuk menjadi wali Qutub, beliau haruslah seorang yang
bersambung silsilah nya baik dari ayah atau ibu nya ke Rosuulullaah,
inilah yang di namakan segitiga emas, dan jabatan inilah yang sedang di
pegang oleh Al-Imam Muhammad Al-Baqir..
Al-Baqir Muhammad bin Ali bin
al-Husain adalah penerus dari ayahnya, Ali Zainal Abidin bin al-Husain,
dan orang yang meneruskan posisi imamah setelahnya. Dia melebihi
saudara-saudaranya dalam bidang ilmu keagamaan, kesederhanaan dan
kepemimpinan. Dan mereka semua tak dapat menggantikan posisinya, karena
posisinya yang berkaitan dengan imamah, karena kedudukannya di mata
Allah SWT, dan karena posisinya sebagai khalifah Rasulullah SAW. Semoga
Allah SWT melimpahkan rahmat dan berkah-Nya kepada beliau. Dia adalah
orang yang paling dikenal di antara mereka, satu-satunya yang dihormati
baik oleh non-Syiah dan Syi’ah sendiri, dan yang paling mampu di antara
mereka. Tidak ada satupun keturunan dari al-Hasan dan al-Husain a.s.
menunjukkan kemampuan yang sama dalam pengetahuan keagamaan, tradisi,
sunnah-sunnah, pengetahuan tentang Qur’an , kehidupan
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam, dan teknik kesusastraan,
sebagaimana yang ditunjukkan oleh Abu Ja’far (Muhammad al-Baqir)
Radhiallaahu ‘anhu. Dia adalah pemimpin dari seluruh keluarga Bani
Hasyim. Dia adalah pemimpin dari seluruh keturunan Ali. Sahabat-sahabat
Rasulullah S.A.W, para tabi’in, dan ulama-ulama muslim
mengatakan banyaknya prinsip-prinsip keagamaan di bawah kepemimpinan
Imam al-Baqir. Dengan kelebihan moral dan perilakunya dia menjadi tolak
ukur dalam pengetahuan di keluarganya dan masyarakatnya.
As-Syibli Nu’mani rahmatullaahi ‘alaih
menyebutkan dalam kitab nya “SIRAH AN-NU’MANI”: Ahlul bait adalah sumber
dari hadits hadits, fiqh, bahkan semua cabang ilmu agama, dan ini
seluruhnya terdapat dalam diri seorang Muhammad Al-Baqir, karena beliau
memiliki pengetahuan yang besar dan luas sekali terhadap Al-Qur’an dan
sunnah sunnah (hadits) Rosuulullaah.. Banyak dari para tabi’iin, Tabi’it
tabi’iin, Fuqohaa’, dan mujtahidiin yang bertanya tentang ilmu ilmu
agama kepada beliau. Namanya banyak kita temui dalam sanad hadits hadits
shohih. Beliau juga dikenal sebagai penyampai Sirah Nabawiyyah pri
kehidupan baginda Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam serta
keluarganya kepada yang lain. Beliau mencatat kembali kejadian-kejadian
dari bermulanya sejarah (mubtada’) dan kehidupan Rasulullah SAW. Kisah
tentang kehidupan Rasulullah S.A.W (maghazi) dicatat dibawah
kepemimpinannya. Rakyat mengikuti ajaran dari Rasulullah SAW secara
murni dibawah kepemimpinannya dan bersandar kepadanya tentang
ritual-ritual keagamaan dan haji yang dipelajarinya langsung dari utusan
Allah SWT. Baik kaum Syiah maupun bukan syiah mengikuti
kepemimpinannya. Orang-orang banyak belajar ilmu kalam darinya. Dan
beliau di akui sebagai salah satu Fuqohaa’ yang masyhur dari Madinah,
seorang laki laki terpelajar yang datang untuk menjawab semua persoalan
yang ada. Sebuah kutipan terkenal ketika beliau ditanya tentang Surah
An-nahl 43 yang bunyinya FAS’ALUU AHLADZ-DZIKRI IN KUNTUM LAA
TA’LAMUUN, tanyakan lah kepada ahli dzikir jika kamu tidak mengetahui…
maka jawabnya “Kamilah ahli dzikr..
Para Sholihin dari kalangan ahlul bait
tidak pernah mengejar dunia, juga tidak punya keinginan untuk hal
kehidupan duniawi, mereka mencurahkan waktu dan hidupnya untuk melayani
umat, mencari keridhoan Allah Ta’ala semata. Sebagaimana dalam pri
kehidupan nya Imam Muhammad Al-baqir , karena beliau terkenal tidak
hanya karena pengetahuan nya yang luas, tetapi juga karena
kesholihan beliau, beliau menempatkan ibadah lebih dari segalanya. Imam
Abul Hasan Ali bin ‘Utsman Al-Hujwairi rahmatullaahi ‘Alaih dan Qodhi
Abu Iyad bin Musa Fazl Al-yahsubi Rahmatullaahi ‘Alaih menyebutkan dalam
karya nya masing masing “AL-KASYF AL-MAHJUUB dan AS-SYIFAA’ ” bahwa Abu
Ja’far Muhammad Al-Baqir Radhiallaahu ‘Anhu adalah seorang muslim yang
sangat ta’at dan selalu menghabiskan waktu waktunya untuk beribadah
kepada Allah. Beliau menghabiskan sebagian besar malam itu untuk
beribadah dan memuliakan Allah Subhanahu Wata’ala. Sebagai hasil dari
pengabdian nya kepada Allah, beliau di anugrahi banyak keluasan ilmu,
sehingga diberkahi dengan pengetahuan baik secara rahasia
(ma’rifat) maupun yang nyata (syari’at) dari disiplin ilmu agama secara
keseluruhan.
Imam al-Baqir dikenal sebagai orang yang
bersahaja dan sangat baik hati dan pemurah kepada yang memerlukan. Telah
dilaporkan di bawah kepemimpinannya, dibawah kepemimpinan ayah-ayahnya,
bahwa Rasulullah dan keluarga beliau sering berkata, “Hal yang terbaik
dari pekerjaan ada tiga: menjaga saudara dengan harta, memberi keadilan
kepada orang lain, dan menyebut nama Allah pada setiap saat.” Beliau
jika tertawa, beliau berkata, “Ya Allah, janganlah Engkau timpakan
murka-Mu kepadaku. ”Beliau adalah seorang yang mencintai dua orang yang
agung, yaitu Abubakar dan Umar (semoga Allah meridhoi mereka berdua).
Imam Baqir pernah berkata,”Rakyat telah
menyebabkan banyak masalah bagi kami. Kami menyeru kepada mereka tapi
mereka tidak perduli. Tapi jika kami tinggalkan, tidak akan ada yang
membimbing.” Imam juga pernah berkata,”Apa sebenarnya yang dibenci oleh
mereka terhadap kami yang merupakan anggota keluarga dari Keluarga yang
disucikan, keturunan dari kenabian, sumber kebajikan”
Mengenai situasi pemerintahan yang
terjadi di zaman beliau, dua tahun pertama dipimpin oleh Al-Walid bin
Abdul Malik yang sangat memusuhi keluarga nabi dan dialah yang
memprakarsai pembunuhan Ali Zainal Abidin. Dua tahun berikutnya beliau
juga hidup bersama raja Sulaiman bin Abdul Malik yang sama jahat dan
durjananya dengan selainnya, yang seandainya dibandingkan maka dia jauh
lebih bejat dari penguasa Bani Umayyah yang sebelumnya. Kemudian tampuk
kepemimpinan berpindah ke tangan Umar bin Abdul Aziz, seorang penguasa
Bani Umayyah yang bijaksana dan lain dari selainnya. Beliaulah yang
menghapus kebiasaan melaknat Imam Ali bin Abi Thalib di setiap mimbar
Jum’at, yang diprakarsai oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dan telah berjalan
kurang lebih 70 tahun. Beliau pula yang mengembalikan tanah Fadak
kepada Ahlu Bait Nabi yang pada waktu itu diwakili Imam Muhammad
aL-Baqir. Namun sayang beliau tidak berumur panjang dan pemerintahannya
hanya berjalan tidak lebih dari dua tahun lima bulan. Pemerintahan
kemudian beralih ke tangan seorang pemimpin yang laim yaitu Hisyam bin
Abdul Malik bin Marwan.
Pemerintahan Hisyam diwarnai dengan
kebejatan moral serta pengejaran dan pembunuhan terhadap para pengikut
Ahlu Bait. Zaid bin Ali seorang keluarga rasul yang Alim dan syahid
gugur di zaman ini. Hisyam kemudian memerintahkan pasukannya untuk
menghancurkan markas-markas Islam yang dipimpin oleh Imam Baqir . Salah
seorang murid Imam al-Baqir yang bernama Jabir al-Ja’fi juga tidak luput
dari sasaran pembunuhan. Namun, demi keselamatannya Imam Muhammad
al-Baqir menyuruhnya agar pura-pura gila. Beliau pun menerima saran dari
Imam dan selamat dari ancaman pembunuhan, karena penguasa setempat
mengurungkan niatnya setelah yakin bahwa Jabir benar-henar gila.
Ketika semua makar dan kejahatan yang
telah ditempuh untuk menjatuhkan Imam Muhammad AL-Baqir tidak berhasil,
sementara orang-orang semakin yakin akan keimamahannya, maka Bani
Umayyah tidak punya alternatif lain kecuali pada tanggal 7 Zulhijjah 114
H, ketika Imam Al-Baqir berusia 57 tahun, Hisyam bin Abdul Malik bin
Marwan si penguasa yang zalim, menjadikan imam syahid dengan
meracuninya, dan jenazahnya dibaringkan di Jannatul Baqi’ Madinah.
Ahlul Bait Nabi s.a.w berguguran satu
demi satu demi mengharap ridha dari Allah SWT. Semoga salam dilimpahkan
kepada mereka ketika mereka dilahirkan, di saat mereka berangkat
menghadap Tuhannya, dan saat dibangkitkan kelak.
______________________________
Dari sebagian kalam mutiara beliau adalah:
Jika engkau menginginkan suatu kenikmatan itu terus padamu, maka perbanyaklah mensyukurinya. Jika engkau merasa rejeki itu datangnya lambat, maka perbanyaklah istighfar. Jika engkau ditimpa kesedihan, maka perbanyaklah ucapan ‘Laa haula wa laa quwwata illaa billah’. Jika engkau takut pada suatu kaum, ucapkanlah, ‘Hasbunallah wa ni’mal wakiil’. Jika engkau kagum terhadap sesuatu, ucapkanlah, ‘Maa syaa’allah, laa quwwata illaa billah’. Jika engkau dikhianati, ucapkanlah, ‘Wa ufawwidhu amrii ilaallah, innaallaha bashiirun bil ‘ibaad’. Jika engkau ditimpa kesumpekan, ucapkanlah, ‘Laa ilaaha illaa Anta, Subhaanaka innii kuntu minadz dzolimiin.’
______________________________
Dari sebagian kalam mutiara beliau adalah:
Jika engkau menginginkan suatu kenikmatan itu terus padamu, maka perbanyaklah mensyukurinya. Jika engkau merasa rejeki itu datangnya lambat, maka perbanyaklah istighfar. Jika engkau ditimpa kesedihan, maka perbanyaklah ucapan ‘Laa haula wa laa quwwata illaa billah’. Jika engkau takut pada suatu kaum, ucapkanlah, ‘Hasbunallah wa ni’mal wakiil’. Jika engkau kagum terhadap sesuatu, ucapkanlah, ‘Maa syaa’allah, laa quwwata illaa billah’. Jika engkau dikhianati, ucapkanlah, ‘Wa ufawwidhu amrii ilaallah, innaallaha bashiirun bil ‘ibaad’. Jika engkau ditimpa kesumpekan, ucapkanlah, ‘Laa ilaaha illaa Anta, Subhaanaka innii kuntu minadz dzolimiin.’
Tidaklah hati seseorang dimasuki unsur
sifat sombong, kecuali akalnya akan berkurang sebanyak unsur kesombongan
yang masuk atau bahkan lebih.”
Sesungguhnya petir itu dapat menyambar seorang mukmin atau bukan, akan tetapi tak akan menyambar seorang yang berdzikir.”
Tidak ada ibadah yang lebih utama daripada menjaga perut dan kemaluan.”
Seburuk-buruknya seorang teman itu adalah
seseorang yang hanya menemanimu ketika kamu kaya dan meninggalkanmu
ketika kamu miskin.”
Kenalkanlah rasa kasih-sayang di dalam hati saudaramu dengan cara engkau memperkenalkannya dulu di dalam hatimu.”
Diantara kalam mutiara beliau yang lain, saat beliau berkata kepada putranya,
Wahai putraku, hindarilah sifat malas dan bosan, karena keduanya adalah kunci setiap keburukan. Sesungguhnya engkau jika malas, maka engkau akan banyak tidak melaksanakan kewajiban. Jika engkau bosan, maka engkau tak akan tahan dalam menunaikan kewajiban.”
Wahai anakku! Sesungguhnya Allah menyembunyikan tiga perkara dalam tiga perkara.
*Pertama, Allah menyembunyikan ridha-Nya dalam ketaatan kepada-Nya. Oleh karena itu, janganlah engkau memandang ringan sesuatu perbuatan taat, karena barangkali di dalamnya terdapat ridha Allah.
*Kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya dalam sesuatu maksiat. Oleh itu, janganlah engkau memandang ringan sesuatu maksiat, karena barangkali di dalamnya terdapat murka Allah.
*Ketiga, Allah menyembunyikan wali-wali-Nya di dalam makhluk-Nya. Oleh itu, jangan sekali-kali engkau menghina (memandang rendah) seseorang, karena mungkin dia adalah wali Allah.”
Wahai putraku, hindarilah sifat malas dan bosan, karena keduanya adalah kunci setiap keburukan. Sesungguhnya engkau jika malas, maka engkau akan banyak tidak melaksanakan kewajiban. Jika engkau bosan, maka engkau tak akan tahan dalam menunaikan kewajiban.”
Wahai anakku! Sesungguhnya Allah menyembunyikan tiga perkara dalam tiga perkara.
*Pertama, Allah menyembunyikan ridha-Nya dalam ketaatan kepada-Nya. Oleh karena itu, janganlah engkau memandang ringan sesuatu perbuatan taat, karena barangkali di dalamnya terdapat ridha Allah.
*Kedua, Allah menyembunyikan murka-Nya dalam sesuatu maksiat. Oleh itu, janganlah engkau memandang ringan sesuatu maksiat, karena barangkali di dalamnya terdapat murka Allah.
*Ketiga, Allah menyembunyikan wali-wali-Nya di dalam makhluk-Nya. Oleh itu, jangan sekali-kali engkau menghina (memandang rendah) seseorang, karena mungkin dia adalah wali Allah.”
Banyak cerita dan puisi yang didedikasikan untuknya.
Al-Qurazi berkata:
Duhai (engkau) yang membagi (baqir) ilmu pengetahuan (dan membuatnya tersedia) bagi orang-orang yang memerlukan dan tempat orang-orang mencari penyelesaian yang terbaik.
Malik bin Ayan al-Juhi berkata tentangnya Ketika orang-orang mencari ilmu Qur’an, kaum Quraisy bersandar kepadanya. Jika seseorang hanya dapat bertanya dimanakah putra dari putrinya Rasulullah S.A.W, sedangkan engkau memperoleh ribuan cabang (ilmu pengetahuan) darinya. Engkau seperti bintang yang menyinari musafir pada kegelapan, engkau bagaikan gunung yang mewarisi luasnya ilmu pengetahuan.
Al-Qurazi berkata:
Duhai (engkau) yang membagi (baqir) ilmu pengetahuan (dan membuatnya tersedia) bagi orang-orang yang memerlukan dan tempat orang-orang mencari penyelesaian yang terbaik.
Malik bin Ayan al-Juhi berkata tentangnya Ketika orang-orang mencari ilmu Qur’an, kaum Quraisy bersandar kepadanya. Jika seseorang hanya dapat bertanya dimanakah putra dari putrinya Rasulullah S.A.W, sedangkan engkau memperoleh ribuan cabang (ilmu pengetahuan) darinya. Engkau seperti bintang yang menyinari musafir pada kegelapan, engkau bagaikan gunung yang mewarisi luasnya ilmu pengetahuan.
Imam Muhammad Al-Baqir wafat di kota
Madinah 7 Zulhijjah pada tahun 117 H (dalam riwayat lain 114 H atau 118
H) setelah memimpin jabatan ke imamahan selama 19 tahun dan disemayamkan
di pekuburan Baqi’, tepatnya di qubah Al-Abbas disamping ayahnya,
lokasi yang banyak di makamkan disana para Ahlul bait, Syuhadaa’ dan
para Sahabat. Beliau berwasiat untuk dikafani dengan qamisnya yang biasa
dipakainya shalat. Beliau meninggalkan 8 orang anak (dalam riwayat lain
7 anak), yaitu Ja’far Shodiq, Abdullah, Ibrahim, Ubaidillah, Reza, Ali,
Zainab dan Ummu Kultsum (Ummu Salamah). Putra beliau yang bernama
Ja’far dan Abdullah dilahirkan dari seorang ibu yang bernama Farwah
bintu Qasim bin Muhammad bin Abubakar Ash-Shiddiq. Dunia sangat
beruntung sekali lewat adanya Imam Al-Baqir ini, karena beliau adalah
seorang pendidik untuk banyak dari ‘ulama Islam seta pelestari sunnah
sunnah Kanjeng Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam. Sangat
disayangkan banyak yang belum tahu tentang beliau yang sangat dihormati
dan dalam jasa jasanya yang sangat banyak bagi kemajuan ilmu Islam
khususnya. Muhammad bin Mahmud bin Khafindis menulis dalam
RAUZATUS-SAFAA bahwa: Lidah dan pena tidak akan dapat menggambarkan
manfa’at (jasa jasa nya) dan pri kehidupan Imam muhammad Al-Baqir .
Semoga Allah senantiasa melimpahkan Jutaa’an Shalawat dan Salaam kepada
Rasuulullaah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam beserta keturunan keturunan
nya.. Aaamiin..
ROBBI FANFA’NAA BI BARKATIHIM WAHDINAL HUSNAA BIHURMATIHIM
WA AMITNAA FII THORIIQOTIHIM WA MU’AAFATIN MINAL FITANI
Syai’un lillaahi walahumul faatihah…
_________________________________
Diambil dari beberapa sumber :
- Syarhul ‘Ainiyah, Nadzam Sayyidinaa Al-habib Al-Qutub Abdullah bin Alwi Alhaddad Ba’alawy, karya Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba’alawy
- As-Sawaa’iq Al-Muhriqoo, Sayyidinaa Syeikh Ibnu Hajar Al Makki Al Haitami
- Siraah An-Nu’mani
- Kasyful mahjub
- As-Syifaa’
- AL-Khishal
__________________
ROBBI FANFA’NAA BI BARKATIHIM WAHDINAL HUSNAA BIHURMATIHIM
WA AMITNAA FII THORIIQOTIHIM WA MU’AAFATIN MINAL FITANI
Syai’un lillaahi walahumul faatihah…
_________________________________
Diambil dari beberapa sumber :
- Syarhul ‘Ainiyah, Nadzam Sayyidinaa Al-habib Al-Qutub Abdullah bin Alwi Alhaddad Ba’alawy, karya Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba’alawy
- As-Sawaa’iq Al-Muhriqoo, Sayyidinaa Syeikh Ibnu Hajar Al Makki Al Haitami
- Siraah An-Nu’mani
- Kasyful mahjub
- As-Syifaa’
- AL-Khishal
__________________
Wallôhu A’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar