Asal-usul
adanya manusia menurut al-Quran adalah karena sepasang manusia pertama yaitu
Adam dan Hawa. Pada mulanya, dua insan ini hidup di surga. Namun, karena
melanggar perintah Allah maka mereka diturunkan ke bumi. Setelah diturunkan ke
bumi, sepasang manusia ini kemudian beranak-pinak, menjaga dan menjadi
wakil-Nya di dunia baru itu. Tugas yang amat berat untuk menjadi penjaga bumi.
Satu nilai lebih pada diri manusia, yaitu dianugerahi pengetahuan.
Manusia dengan
segala kelebihannya kemudian ditetapkan menjadi khalifah dibumi ini. Dengan
segala pengetahuan yang diberikan Allah manusia memperoleh kedudukannya yang
paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya. Ini menunjukkan bahwa
manusia memiliki keistimewaan dibanding makhluk Allah yang lainnya, bahkan
Malaikat sekalipun. Menjadi menarik dari sini jika legitimasi kesempurnaan ini
diterapkan pada model manusia saat ini, atau manusia-manusia pada umumnya
selain mereka para Nabi dan orang-orang maksum.
Sejak awal
Allah menghendaki manusia untuk menjadi hamba-Nya yang paling baik, tetapi
karena sifat dasar alamiahnya, manusia mengabaikan itu. Ini memperlihatkan
bahwa pada diri manusia itu terdapat potensi-potensi baik, namun karena potensi
itu tidak didaya gunakan maka manusia terjerebab dalam lembah kenistaan, bahkan
terkadang jatuh pada tingkatan di bawah hewan.
Dalam makalah
ini, disatu sisi konsep evolusi menawarkan satu gagasan bahwa manusia adalah
wujud sempurna dari evolusi makhluk di bumi ini. Sedangkan konsep yang kedua
mengatakan bahwa manusia adalah keturunan Adam dan Hawa.
Dalam makalah
ini benar-salah kedua konsep itu tidak dibahas secara intens. Tulisan ini akan
lebih menakankan konsep manusia dalam al-Quran, dan sedikit memberi ruang
penjelasan untuk konsep manusia melalui teori evolusi, sekedar analisa
perbandingan saja.
PROSES KEJADIAN MANUSIA MENURUT AL-QURAN & HADITS
Allah SWT telah menceritakan proses penciptaan manusia di dalam Al-Qur'an
secara terperinci, Allah berfirman dalam surat Al-Mu'minun ayat 12-14 :
Artinya : “ Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik.”
Sementara itu dalam sebuah potongan Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim juga dijelaskan :
“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu
beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada
kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap
kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama
empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh
hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus
kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan
untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan
kecelakaan atau kebahagiaannya......” (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Tahapan-tahapan atau tingkatan penciptaan Manusia :
- Nutfah : Yaitu tingkat pertama bermula selepas persenyawaan atau minggu pertama. Nutfah bermula setelah terjadinya percampuran air mani. Menurut Ibn Jurair al-Tabari, asal perkataan nutfah ialah “nutf” artinya air yang sedikit yang terdapat di dalam sesuatu tabung dan sebagainya. Dan dari nutfah inilah Allah menciptakan anggota-anggota yang berlainan , tingkahlaku yang berbeda serta menjadikan lelaki dan perempuan. Dari nutfah lelaki akan terbentunya saraf dan tulang, dan dari nutfah perempuan akan terbentuknya darah dan daging.
- Alaqah : Tingkat pembentukan alaqah ialah pada hujung minggu pertama / hari ketujuh . Pada hari yang ketujuh telur yang sudah disenyawakan itu akan tertanam di dinding rahim. Kebanyakan ahli tafsir menafsirkan alaqah dengan makna segumpal darah. Ini mungkin dibuat berasaskan pandangan mata kasar. Alaqah sebenarnya suatu benda yang amat seni yang diliputi oleh darah. Tingkat alaqah adalah pada minggu pertama hingga minggu ketiga didalam rahim.
- Mudghah : Pembentukan mudghah dikatakan terjadi pada minggu keempat. Ditingkat ini sudah terjadi pembentukan otak, saraf tunjang, telinga dan anggota-anggota yang lain. Selain itu sistem pernafasan bayi sudah terbentuk.Vilus yang tertanam di dalam otot-otot ibu kini mempunyai saluran darahnya sendiri. Jantung bayi mulai berdengup. Untuk perkembangan seterusnya, darah mulai mengalir dengan lebih banyak untuk membentuk oksigen dan pemakanan yang secukupnya. Menjelang tujuh minggu sistem pernafasan bayi mulai berfungsi sendiri.
- Izam Dan Lahm : Pada tingkat ini yaitu minggu kelima, keenam dan ketujuh ialah tingkat pembentukan tulang yang mendahului pembentukan oto-otot. Apabila tulang belulang telah dibentuk, otot-otot akan membungkus rangka tersebut. Kemudian pada minggu ketujuh terbentuk pula satu sistem yang kompleks. Pada tahap ini perut dan usus , seluruh saraf, otak dan tulang belakang mulai terbentuk. Serentak dengan itu sistem pernafasan dan saluran pernafasan dari mulut ke hidung dan juga ke pau-paru mulai kelihatan. Begitu juga dengan organ pembiakan, kalenjar, hati, buah pinggang, pundi air kencing dan lain-lain terbentuk dengan lebih sempurna lagi. Kaki dan tangan juga mulai tumbuh. Begitu juga mata, telinga dan mulut semakin sempurna. Pada minggu kelapan semuanya telah sempurna dan lengkap.
- Nasy'ah Khalqan Akhar : Pada tingkat ini yaitu menjelang minggu kelapan , beberapa perubahan telah. Perubahan pada tahap ini bukan lagi embrio tetapi sudah masuk ke janin. Pada bulan ketiga, semua tulang janin telah terbentuk dengan sempurna kukunya pun mulai tumbuh. Walaupun perubahan telah terjadi tetapi perubahannya hanya pada ukuran bayi saja.
- Nafkhur-ruh : Yaitu tingkat peniupan roh. Para ulama Islam menyatakan roh ditiupkan ke dalam jasad yang sedang berkembang? Mereka sepakat mengatakan peniupan roh terjadi selepas empat puluh hari dan selepas terbentuknya organ-organ tubuh termasuklah organ seks. Nilai kehidupan telah pun terjadi sejak di alam rahim. Ketika di alam rahim perkembangan mereka bukanlah proses perkembangan fisikal semata-mata tetapi telah mempunyai hubungan dengan Allah melalui ikatan kesaksian sebagaimana yang disebutkan oleh Allah di dalam al-Quran surah al-A'raf : 172.
KONSEP MANUSIA DALAM AL-QUR’AN DAN TEORI EVOLUSI DARWIN
Sedikit
disinggung di atas, bahwa adanya manusia menurut al-Qur’an adalah karena
sepasang manusia pertama yaitu Adam dan Hawa. Disebutkan bahwa, dua insan ini
pada awalnya hidup di Surga. Namun, karena melanggar perintah Allah maka mereka
diturunkan ke bumi. Setelah diturunkan ke bumi, sepasang manusia ini kemudian
beranak-pinak, menjaga dan menjadi wakil-Nya di dunia baru itu.
Manusia adalah
makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah SWT. Dengan segala pengetahuan
yang diberikan Allah manusia memperoleh kedudukannya yang paling tinggi
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki
keistimewaan dibanding makhluk Allah yang lainnya, bahkan Malaikat sekalipun.
Menjadi menarik
dari sini jika legitimasi kesempurnaan ini diterapkan pada model manusia saat
ini, atau manusia-manusia pada umumnya selain mereka para Nabi dan orang-orang
maksum. Para nabi dan orang-orang maksum menjadi pengecualian karena sudah
jelas dalam diri mereka terdapat kesempurnaan diri, dan kebaikan diri selalu
menyertai mereka. Lalu, kenapa pembahasan ini menjadi menarik ketika ditarik
dalam bahasan manusia pada umumnya. Pertama, manusia umumnya nampak lebih
sering melanggar perintah Allah dan senang sekali melakukan dosa. Kedua, jika
demikian maka manusia semacam ini jauh di bawah standar Malaikat yang selalu
beribadah dan menjalankan perintah Allah SWT, padahal dijelaskan dalam
al-Qur’an Malaikatpun sujud pada manusia. Kemudian, ketiga, bagaimanakah mempertanggungjawabkan
firman Allah di atas, yang menyebutkan bahwa manusia adalah sebaik-baiknya
makhluk Allah.
Dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, telah muncul sebuah teori asal-usul manusia yang
diberi nama teori evolusi yang dikeluarkan oleh Charles Darwin. Bila dilihat
secara kasar, dua konsep yang menjelaskan asal-usul manusia yaitu konsep
Al-Quran dan Teori Darwin akan saling bertolak belakang bahkan cenderung saling
mempersoalkan. Jika Darwin mengatakan bahwa manusia itu ada karena evolusi
makhluk hidup lainnya yang lebih rendah. Maka al-Qur’an dengan jelas menyatakan
bahwa manusia adalah keturunan Adam dan Hawa yang diusir dari surga.
Tentu ini
menjadi perdebatan menarik hingga saat ini. Sebagian mengatakan bahwa Darwin
yang benar, dan sebagian yang lain mengatakan bahwa al-Qur’an-lah yang benar,
karena ini titah Tuhan, Tuhan Maha Besar dan Maha Kuasa, sehingga apa saja bisa
dilakukan-Nya, tak terkecuali menciptakan Adam dari tanah liat dan Siti Hawa
dari tulang rusuk kiri Adam. Yang mempertahankan teori evolusi pun balik
menyerang, “ jika Adam manusia pertama, kenapa kami menemukan makhluk yang
mirip manusia hidup kira-kira jauh sebelum adanya Adam?
Padahal
telah jelas sekali bahwa teori evolusi gagal total ketika dibenturkan dengan
kenyataan bahwa saat inipun makhluk-makhluk purba (semisal komodo, buaya,
kura-kura) masih berkeliaran di muka bumi, bukankah jika merujuk pada teori
evolusi makhluk-makhluk ini harusnya sudah punah?.
KARAKTERISTIK MANUSIA
Alam semesta dan seisinya adalah ciptaan Allah SWT. Allah menciptakannya dengan
berpasang-pasangan, ada siang dan malam, tinggi dan rendah, gemuk dan kurus,
dan sebagainya. Allah memberikan banyak sekali kenikmatan bagi manusia, mulai
dari menumbuhkan rambut, mata bisa berkedip, mulut berbicara, anggota tubuh
bisa bergerak, hidung menghadap ke bawah sehingga ketika hujan air tidak masuk.
Dan Allah SWT menyempurnakan manusia dengan memberikanya akal. Meskipun
demikian banyak sekali manusia yang durhaka pada Allah.
Jiwa manusia
diberi dua jalan yaitu takwa dan kesesatan. Jalan yang benar adalah jalan takwa
sedangkan jalan yang salah adalah jalan fujur. Manusia yang bertakwa adalah
manusia yang senantiasa membersihkan dirinya. Jiwa yang bersih akan memunculkan
sifat seperti syukur, sabar, penyantun, penyayang, bijaksana, suka bertaubat,
lemah lembut, jujur, dan dapat dipercaya, hingga akhirnya akan memperoleh
keberhasilan. Allah memberikan dua pilihan kepada manusia. Manusia dengan
potensi yang dimilikinya sangat mampu untuk menentukan mana yang benar dan mana
yang salah. Oleh karena itu, balasan yang diberikan Allah sangat tergantung
kepada pilihan apa yang diambil manusia. Apabila fujur yang diambil maka
nerakalah balasannya, sedangkan pilihan ketakwaan maka surga tempatnya. Balasan
ini merupakan keadilan Allah kepada manusia. Mereka yang mengambil jalan
ketakwaan akan mendapatkan sifat-sifat terpuji. Sifat terpuji yang diamalkan
oleh orang yang bertakwa akan membawa kehidupannya baik dan diterima oleh
masyarakatnya.
Sedangkan
manusia yang menjalani hidupnya dengan jalan yang salah akan mengotori jiwanya.
Mereka yang memperturutkan syahwatnya cenderung bersifat tergesa-gesa, berkeluh
kesah, gelisah, enggan berbuat, bakhil, kufur, susah payah, senang berdebat,
membantah, zalim, jahil, merugi dan akhirnya mereka akan merasakan kegagalan.
Sifat tidak terpuji merupakan hasil dari pilihan jalan kesesatan yang diambil
manusia, sehingga mereka tidak disenangi oleh masyarakatnya dan tidak
memperoleh kehidupan yang berbahagia.
KESIMPULAN
Proses kejadian
manusia di dalam Al-Quran dijelaskan terjadi dalam enam tahapan, dari tahapan
pertama yaitu bertemunya air mani dengan ovum yang kemudian bercampur menjadi
satu hingga tahapan yang terakhir yaitu menjadi manusia dengan bentuk yang sangat
sempurna dengan karunia akal yang berfungsi untuk berpikir seperti layaknya
manusia yang ada dimuka bumi ini.
Dalam
perkembangan ilmu pengetahuaan telah terciptanya suatu teori tentang asal
muasal dari mana manusia itu sebenarnya berasal yaitu teori evolusi. Teori
evolusi ini berbanding terbalik dengan apa yang ada didalam Al-Quran, didalam
Al-Quran dijelaskan bahwa manusia berasal dari sepasang manusia pertama yang
diciptakan oleh Allah yaitu Adam dan Hawa, sementara didalam teori evolusi
dijelaskan bahwa manusia berasal dari makhluk purba yang berevolusi menjadi
manusia.
Manusia adalah
makhluk dengan segala potensialitasnya. Mereka dapat memiliki kehendak untuk
mendayagunakan potensialitas itu dan kemudian menyempurnakan diri menjadi hamba
Tuhan yang sebenarnya. Atau mengabaikan potensialitas itu dengan menuruti hawa
nafsu dalam dirinya.
Referensi :
Muthahari, Murthada. 2002. Manusia dan Alam Semesta, terjemahan
Ilyas Hasan. Jakarta: Lentera.
http://www.shvoong.com